Penambangan
data lewat program EDS
(Evaluasi
Diri Sekolah)
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur di panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat pertolonganNya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah
ini berisi tentang teknologi penambangan data lewat sebuah program dari
pemerintah untuk mendapatkan informasi-informasi actual dari kegiatan sekolah
yang ada diseluruh Indonesia.
Harapan
saya, makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua lebih khususnya dapat memperdalam pengetahuan tentang data mining.
Apabila
ada kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian, kami menerimanya
dengan hati yang lapang, demi melengkapi kekurangan-kekurangan yang ada dalam
makalah ini dan demi kepentingan kita bersama.
Penulis
Natalia
Muaya
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
……………………………………………………………………………… i
Daftar Isi
……………………………………………………………………………………. ii
BAB I
1.1 Pendahuluan
1.2 Latar Belakang
1.3 Maksud dan Tujuan
BAB II
2. Dasar Teori/Landasan Teori
BAB III
3.Pembahasan
BAB
IV
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Peningkatan
mutu pendidikan pada umumnya lebih ke praktek belajar mengajar disekolah, namun
tanpa disadari proses pendataan kegiatan disekolah di kesampingkan karena
banyak sekolah yang tidak dapat dijangkau oleh dinas dari pusat karena masih
banyak sekolah yang tersisolasi oleh jalan yang tidak mungkin di lalui oleh
kendaraan atau karena tidak dijangkau oleh teknologi informasi dan komunikasi.
Pendataan kegiatan dan keadaan disekolah sebenarnya perlu dilakukan agar dinas
pendidikan dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan sekolah tersebut serta
dapat mengetahui kinerja guru dalam proses belajar mengajar.
Berkembangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi seakan membantu proses pendataan kegiatan
disekolah dengan adanya program pengisian data lewat EDS atau dikenal dengan
Evaluasi diri sekolah. Jika dihubungkan dengan salah satu disiplin ilmu yang
bernaung dibawah pendidikan teknologi informasi dan komunikasi, program ini
memiliki hubungan dengan salah satu disiplin ilmu yaitu data mining.
Dalam
data mining terdapat metodologi yang berkaitan erat dengan aplikasi EDS ini.
Metodologi ini dikenal dengan Discovery Model.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud
dari penulisan makalah ini adalah untuk memberitahukan terdapat hubungan antara
data mining dengan dunia pendidikan lewat program EDS
Tujuan
dari makalah ini adalah untuk memberikan informasi kepada sekolah-sekolah
tentang pentingnya pengolahan data sekolah lewat program EDS.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Pengertian
data mining
Data
mining adalah sebuah bidang ilmu yang berupaya menemukan pola, kaidah, aturan,
dan informasi berharga yang menarik dan belum diketahui sebelumnya dari
sekumpulan besar data. Kemunculan ilmu ini dilatarbelakangi oleh munculnya
tumpukan data di berbagai bidang kehidupan. Seringkali sebuah organisasi atau
kelompok kerja tertentu banyak melakukan kegiatan pengumpulan data,
administrasi maupun perhitungan-perhitungan yang menghasilkan data dalam jumlah
besar.
1.
Metodologi Data Mining
Komponen data mining pada proses
KDD seringkali merupakan aplikasi iterative yang berulang dari metodologi data
mining tertentu. Pada pembahasan ini digunakan istilah pola dan model. Pola
data diartikan sebagai instansiasi dari model. Sebagai contoh f(x)= 3x+ x adalah pola dari model
f(x)= ax+ x.
Data
mining melakukan pencocokan model atau
menentukan pola dari atau ke data yang diobservasi.
Data mining dapat dikendalikan oleh
dua hal
Hipotesa
Mengasumsikan sesuatu untuk kemudian
diteliti dan divalidasi kebenaranannya
Penemuan
Memeriksa data set yang kemudian
melahirkan penemuan akan pola-pola data tertentu
Dalam perkembangan teknologi data mining, terdapat model
yang digunakan untuk melakukan proses penggaloan informasi terhadap data-data
yang ada. Menurut IBM, model data mining dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu:
A.
Verification
model
Model ini menggunakan perkiraan (hypothesis) dari
pengguna, dan melakukan test terhadap perkiraan yang diambil sebelumnya dengan
menggunakan data-data yang ada. Penekanan terhadap model ini adalah terletak
pada user yang bertanggung jawab terhadap penyusunan perkiraan (hypothesis) dan
permasalahan pada data untuk meniadakan atau menegaskan hasil perkiraan
(hypothesis) yang diambil.
Sebagai contoh misalnya dalam bidang pemasaran, sebelum
sebuah perusahaan mengeluarkan suatu produk baru kepasaran, perusahaan tersebut
harus memiliki informasi tentang kecenderungan pelanggan untuk membeli produk
yang akan di keluarkan. Perkiraan (hypothesis) dapat disusun untuk
mengidentifikasikan pelanggan yang potensial dan karakteristik dari pelanggan
yang ada. Data-data tentang pembelian pelanggan sebelumnya dan data tentang
keadaan pelanggan, dapat digunakan untuk melakukan perbandingan antara
pembelian dan karakteristik pelanggan untuk menetapkan dan menguji target yang
telah diperkirakan sebelumnya. Dari keseluruhan operasi yang ada selanjutnya
dapat dilakukan penyaringan dengan cermat sehingga jumlah perkiraan
(hypothesys) yang sebelumnya banyak akan menjadi semakin berkurang sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya.Permasalahan utama dengan model ini adalah tidak
ada informasi yang dapat dibuat, melainkan hanya pembuktian atau melemahkan
perkiraan (hypothesys) dengan data-data yang ada sebelumnya. Data-data yang ada
pada model ini hanya digunakan untuk membuktikan mendukung perkiraan
(hypothesis) yang telah diambil sebelumnya. Jadi model ini sepenuhnya
tergantung pada kemampuan user untuk melakukan analisa terhadap permasalahan
yang ingin digali dan diperoleh informasinya.
B.
Discovery
model.
Model ini berbeda dengan verification model, dimana pada
model ini system secara langsung menemukan informasi-informasi penting yang
tersembunyi dalam suatu data yang besar. Data-data yang ada kemudian
dipilah-pilah-untuk-menemukan suatu pola, trend yang ada, dan keadaaan umum
pada saat itu tanpa adanya campur tangan dan tuntunan dari pengguna. Hasil
temuan ini menyatakan fakta-fakta yang ada dalam data-data yang
ditemukan dalam waktu yang sesingkat mungkin.
Sebagai contoh, misalkan sebuah bank ingin menemukan
kelompok-kelompok pelanggan yang dapat dijadikan target suatu produk yang akan
di keluaran. Pada data-data yang ada selanjutnya diadakan proses pencarian
tanpa adanya proses perkiraan (hypothesis) sebelumnya. Sampai akhirnya semua pelanggan dikelompokan berdasarkan karakteristik yang sama.
B.
Pengertian
EDS
Evaluasi Diri Sekolah (EDS) adalah
proses evaluasi diri sekolah yang bersifat internal yang melibatkan
pemangku kepentingan untuk melihat kinerja sekolah berdasarkan Standar Nasional
Pendidikan (SNP).
Hasil EDS dipakai sebagai dasar penyusunan Rencana
Kerja Sekolah (RKS) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) dalam
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah secara konsisten dan berkelanjutan,
serta sebagai masukan bagi perencanaan investasi pendidikan tingkat kab/kota.
EDS dirancang untuk digunakan oleh Team
Pengembang Sekolah (TPS) dalam melakukan penilaian kinerja sekolah yang
mengacu pada : Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Hasil EDS menjadi masukan dan dasar penyusunan
Rencana Kerja / Pengembangan Sekolah (RK / PS) dalam upaya peningkatan kinerja
sekolah.
Tujuan
EDS :
- Menilai kinerjanya berdasarkan SNP.
- Mengetahui tahapan pengembangan
dalam pencapaian SNP sebagai dasar peningkatan mutu pendidikan.
- Menyusun RKS/RKAS sesuai kebutuhan
nyata dalam rangka pemenuhan SNP.
Manfaat
EDS
Tingkat
Sekolah:
- Sekolah dapat mengidentifikasikan
kelebihan dan kekurangannya sendiri dan merencanakan pengembangan
dan peningkatan ke depan.
- Sekolah dapat memiliki data dasar
yang akurat sebagai dasar untuk pengembangan dan peningkatan di masa
mendatang.
- Sekolah dapat mengidentifikasikan
peluang untuk meningkatkan mutu pendidikan yang disediakan, mengkaji
apakah inisiatif peningkatan tersebut berjalan dengan baik dan
menyesuaikan program sesuai dengan hasilnya.
- Sekolah dapat memberikan laporan
formal kepada pemangku kepentingan demi meningkatkan akuntabilitas
sekolah.
Tingkatan
Lain Dalam Sistem (Pemerintah, Pemerintahan Kabupaten/Kota dan Provinsi)
- Menyediakan data dan informasi yang
penting untuk perencanaan, pembuatan keputusan, dan perencanaan anggaran
pendidikan pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan nasional.
- Mengidentifikasikan bidang prioritas
untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan.
- Mengidentifikasikan jenis dukungan
yang dibutuhkan terhadap sekolah.
- Mengidentifikasikan pelatihan serta
kebutuhan program pengembangan lainnya.
- Mengidentifikasikan keberhasilan
sekolah berdasarkan berbagai indicator pencapaian sesuai
dengan Standar Pelayanan Minimal dan Standar Nasional Pendidikan.
Lingkup
EDS
EDS
menjawab 3 pertanyaan utama :
- Seberapa baik kinerja sekolah kita
?
- Bagaimana kita mengetahuinya?
- Bagaimana kita memperbaikinya?
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Hubungan
Antara Data Mining Dengan EDS (Evaluasi Diri Sekolah)
Sesuai dengan tujuan, manfaat, dan pengertian EDS di
tingkat sekolah Dapat dilihat secara tersirat bahwa terdapat hubungan antara
dinas dari pusat dengan sekolah melalui program EDS. Dimana Depdikbud disini
adalah actor penambang data.
|
upload/download Username
EDS Password
Sekolah profil
|
|||
|
|||
Pass/username
Kemendikbud memiliki
pusat informasi dan penyimpanan data pada sebuah server dengan alamat domain http://e-eds.kemendikbud.go.id,
dinas kabupaten/provinsi dan kecamatan mengolah profil sekolah dari daerah
masing-masing kemudian mengirimkannya ke admin pengolahan data EDS, admin EDS
membuat username dan password dimana username adalah NISN (Nomor Induk Sekolah
Nasional) dan mengirim kembali ke masing-masing daerah. Username dan password
kemudian di teruskan ke masing-masing sekolah sesuai dengan NISN.
Sekolah yang telah
memperoleh username dan Password bebas mengakses alamat domain http://e-eds.kemendikbud.go.id
dan mengaupload serta mendownload data EDS yang berformat .xlsx (Microsoft Exel
2007) di website tersebut.
Alur system EDS
tersebut berhubungan erat dengan metodologi discovery model dimana pada model
ini system secara langsung menemukan informasi-informasi penting yang
tersembunyi dalam suatu data yang besar. Data-data yang ada kemudian
dipilah-pilah-untuk-menemukan suatu pola, trend yang ada, dan keadaaan umum
pada saat itu tanpa adanya campur tangan dan tuntunan dari pengguna. Hasil
temuan ini menyatakan fakta-fakta yang ada dalam data-data yang ditemukan dalam
waktu yang sesingkat mungkin.
B.
Keuntungan
Pengguanaan sistem berbasis data mining pada program EDS
Tujuan
utama penggunaan teknologi informasi dan komunikasi adalah untuk mempermudah
kinerja sehari-hari. Hal ini juga berlaku pada kemendikbud saat mulai menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi lewat program EDS secara online.
Dari pengoperasian aplikasi tersebut dapat di
temukan keuntungan bagi ketiga pihak baik dari Kemendikbud, dinas pendidikan di
daerah serta sekolah-sekolah.
Berikut ini keuntungan – keuntungan yang di dapat
pada pengoperasian program EDS.
1.
Memilki media penyimpanan yang
terstruktur seperti database, sehingga tidak terlalu memakan tempat
penyimpanan. Dan proses pencarian data lebih cepat karena telah menggunakan
Query, dan tidak mencari secara Manual.
2.
Tidak memakan banyak waktu saat
pengiriman data.
3.
Tidak perlu turun langsung ke
sekolah-sekolah untuk mengambil data.
C.
Kerugian
menggunakan sistem berbasis teknologi informasi dan komunikasi pada program
pendataan EDS
Berikut ini kerugian-kerugian
jika menggunakan sistem berbasis teknologi informasi
1.
Media penyimpanan harus dilakukan backup
secara berkala untuk menjaga data tetap tersedia ketika sistem mengalami
gangguan agar tidak hilang begitu saja.
2.
Server website harus memiliki bandwith
internet yang besar untuk dapat menampung permintaan computer klien. Karena
jika bandwithnya hanya terbatas, website akan mengalami gangguan jika di akses
lebih dari 50 user pada saat bersamaan.
3.
Sistem keamanan data jadi tidak terjamin
karena maraknya Peretas/CyberCrime.
BAB IV
1.
Kesimpulan
Dari pembahasan
diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara disiplin ilmu
data mining dengan jalannya program EDS (Evaluasi Diri Sekolah) sehingga
mempermudah kinerja pendataan KEMENDIKBUD mulai dari pengaksesan data,
penyimpanan data, waktu pelaksanaan, serta tenaga yang dibutuhkan. Namun dari
pada itu terdapat hal-hal yang harus di perhatikan seperti besarnya bandwith
yang harus diletakkan pada server website, serta sistem keamanan yang harus di
perhatikan.
2.
Saran
Untuk
sistem website yang di gunakan karena telah menggunakan Full Ajax, sebaiknya
menyiapkan alternative lainnya ketika pengakses hanya memiliki bandwith di
bawah 30kbps. Karena ajax sangat lambat pada koneksi yang lambat.
0 comments:
Post a Comment